Recent Posts

PENTINGNYA AKUNTANSI BANK SYARI’AH




A. Pengertian Bank Syariah dan Akuntansi Bank Syariah
1.Pengertian Bank Syari’ah
Bank Syari’ah terdiri dari dua kata yaitu bank dan syari’ah. Kata bank bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dai dua pihak yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syari’ah dalam versi bank syari’ah di Indonesia adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak dan pihak lain untuk penyimpangan dana dan pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam.
Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dan dengan pihak yang kekurangan dan untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam. Bank syariah sebagai sebuah lembaga keuangan mempunyai mekanisme dasar, yaitu menerima deposito dari pemilik modal(depositor) dan mempunyai kewajiban untuk menawarkan pembiayaan kepada investor pada sisi asetnya, dengan pola dan skema pembiayaan yang sesuai dengan syariat Islam. 

Bank syariah menerapkan sistem bagi hasil kepada nasabah yang menabungkan uangnya di bank. Artinya, nasabah tidak akan pernah dapat menghitung dengan pasti berapa jumlah uangnya yang akan bertambah setiap bulan bila mereka telah menabung dalam jumlah tertentu. Namun, nasabah dapat menghitung porsi atau bagian yang menjadi hak mereka dan berapa porsi atau bagian yang menjadi hak pihak bank syariah.Perhitungan bagi hasil dihitung secara harian oleh pihak bank syariah, namun akan diberikan langsung oleh pihak bank melalui rekening nasabah setiap akhir bulan. Ada juga beberapa bank syariah yang memberikan bagi hasilnya secara langsung melalui rekening nasabah pada pertengahan bulan. Nilai bagi hasil yang diperoleh oleh nasabah tidak akan pernah sama setiap saat meskipun jumlah uang yang mereka miliki di bank tersebut sama
  Bank syari’ah berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Selain itu juga dapat menjalankan fungsi social dalam bentuk lembaga baitulmal yaitu menerima dana yang berasal  dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana social lainnya antara lain (denda terhadap nasabah atau ta’zir ) dan menyalurkan kepada organisasi pengelola zakat.

2.    Pengertian Akuntansi Bank Syari’ah
Akuntansi Syariah adalah ilmu sosial profetik yang menurunkan ajaran normatif Al-Quran dalam bentuk yang lebih konkret. Dengan langkah derivasi ini, maka pemerintah normatif untuk melakukan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan baik pada tataran praktis. Dengan demikian, akuntansi syariah merupakan bagian tak terpisahkan dari trilogi iman, ilmu, dan amal. Artinya, wujud keberimanan seseorang harus diekspresikan dalam bentuk perbuatan (amal atau aksi). Di mana perbuatan tadi  harus didasari dan dituntun oleh ilmu .Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan dalam ekonomi yang semakin global ini. Hal ini misalnya didorong  oleh:
a)    Munculnya kesadaran orang membayar zakat baik zakat pribadi    maupun zakat perusahaan.
b)   Munculnya berbagai yayasan atau organisasi islam yang memerlukannya.
c)    Semakin banyaknya lembaga bisnis yang menerapkan syariat islam akan memerlukan Akuntansi Islam dan tenaga yang menguasainya.
d)   Keberadaan lembaga ini tentu membuka peluang untuk masyarakat  luas bekerja sama dengan lembaga ini. Misalnya jika ada bank yang dijalankan secara syariah seperti bank Muamalat.
B.     Tujuan Dasar dari Laporan Keuangan Akuntansi Syariah
Secara normatif tujuan laporan keuangan Akuntansi Syariah dapat diformulasikan sebagai perpaduan antara aspek-aspek yang bersifat materialistik dan spiritualistik; perpaduan “materi” dan “spirit”. Tujuan dasar laporan keuangan Akuntansi Syariah yang bersifat “materi” adalah untuk pemberian informasi (akuntansi), sedangkan yang bersifat “spirit” adalah untuk akuntanbilitas.
Akuntanbilitas merupakan spiritualitas Akuntansi Syariah, tanpa akuntanbilitas, Akuntansi Syariah menjadi instrumen “mati” yang mekanismenya kita temukan sebagaimana yang terjadi pada akuntansi modern. Pada dasarnya akuntansi syariah merupakan instrumen akuntabilitas yang digunakan oleh manajemen kapada Tuhan (akuntabilitas vertikal), dan alam (akuntabilitas horizontal).
Pemikiran ini mempunyai dua implikasi. Pertama, Akuntansi Syariah harus dibangun sedemikian rupa berdasarkan nilai-nilai etika (dalam hal ini adalah etika Syariah) sehingga “bentuk” Akuntansi Syariah (dan konsekuensinya informasi akuntansi yang disajikan) menjadi lebih adil; tidak berat sebelah, sebagaimana kita temukan pada akuntansi modern yang memihak kepada kapitalis (dan kreditor) dan memenangkan nilai-nilai maskulin. Kedua, praktik bisnis dan akuntansi yang dilakukan manajemen juga harus berdasarkan pada nilai-nilai etika syariah. Sisi lain dari Akuntansi Syariah adalah pemberian informasi – sebagai perwujudan dari “materi”. Pemberian informasi, sebetulnya merupakan konsekuensi logis dari adanya akuntabilitas. Akuntabilitas (dengan dasar nilai etika syariah) menjadi spirit yang mendasari bentuk akuntansi dan informasi akuntansi.
Bentuk dan informasi akuntansi dengan spirit etika syariah ini digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Karena bentuk dan informasi akuntansi tersebut berdasarkan etika syariah, maka keputusan-keputusan yang diambil juga akan mengandung nilai-nilai syariah; dan konsekuensinya, realitas yang diciptakan adalah realitas yang bernuansa syariah. Laporan keuangan Akuntansi Syariah bertujuan untuk menyediakan informasi akuntansi, sedangkan wujud spiritualnya adalah untuk menyediakan media akuntabilitas. Dengan perpaduan ini, tujuan laporan keuangan Akuntansi Syariah menjadi lebih seimbang dan adil.

C.     Prinsip dalam Akuntansi Bank Syariah
Nilai pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi syari’ah. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang universal dalam operasional akuntansi syari’ah.

1.      Prinsip Pertanggung jawaban
Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sang Khaliq mulai dari alam kandungan. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah dimuka bumi. Manusia dibebani amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi kekhalifahannya. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.
Banyak ayat Al-quran yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggung jawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud pertanggung jawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.
2.      Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara pasti melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar Rp. 100 juta maka akuntansi (perusahaan akan mencatatnya dengan jumlah yang sama.
Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama adalah berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syari’ah dan moral).
3.      Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.





























Responses

0 Respones to "PENTINGNYA AKUNTANSI BANK SYARI’AH"

Posting Komentar

Musik Gue

Categories

Recent Comments

Stay Connected

Popular Posts

get this widget here
Return to top of page Copyright © 2011 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors